
Dulu, di Yogya kami bisa membuang sampah di pinggiran jalan pada pagi hari yang selanjutnya akan di ambil oleh petugas pemungut sampah pada sekitar jam 6 pagi. Namun setelah itu sepertinya peraturan semakin diperketat, sampai aku mendengar Ibu di depan kost ku bilang tidak boleh lagi menumpuk sampah, karena sudah dilarang dan ada petugas yang berjaga pagi hari disana, klo ketahuan akan dikejar. Mulai saat itulah kami di kawasan sini membuang sampah langsung pada tempat penumpukan yang sudah di sediakan meskipun agak sedikit jauh. Jika tidak mau repot bisa membayar petugas yang akan mengambil setiap hari untuk mengantarkannya ke tempat pembuangan sampah tersebut.
Sekarang melihat Jakarta dari televisi, boleh dikata sangat memprihatinkan, banjir seperti itu pasti menyulitkan segala macam hal dan kegiatan. Tetapi terkadang aku juga berpikir salah mereka sendiri, Kenapa demikian?
Aku pernah ke Jakarta waktu jalan-jalan. Hal yang pertama kulihat adalah, betapa kumuhnya daerah-daerah di sana. Sampah menumpuk di mana-mana. Gorong-gorong penuh dengan sampah. Sungai yang berbau tidak enak. Aku tidak ingin tinggal disini kataku pada temanku, mereka sembarangan sekali klo seperti ini. Walaupun tidak semua seperti itu. aku yakin masih ada warga yang sadar akan sampah tersebut.
Pernah suatu hari aku jalan-jalan sore di Yogyakarta, aku berada di belakang mobil sedan mewah. Sesaat kulihat dari mobil itu keluar botol minuman melompat dari kaca mobil sampingnya. Plung... botol itu jatuh begitu saja ke jalanan Yogya. Aku pikir betapa sembarangannya ini orang. Dengan refleks aku melihat plat nomor mobil itu tertera “B” di baris paling depan. Wah pantas saja klo begitu Jakarta sering banjir gumamku dalam hati.
Sebenarnya tidak semua warga juga dapat disalahkan karena tentu tidak semua warga Jakarta punya sifat seperti itu. Aku mengerti itu.. ini hanya gumaman hatiku kok.
Sekarang Jakarta benar-benar menjadi kolam air kan...??
Beberapa ada yang menyalahkan pimpinan daerahnya yang belum bisa mengatasi permasalahn tersebut. Bahkan ada juga aku baca di salah satu situs berita online, seorang pengacara yang mengatakan “Jokowi tidak pantas jadi gubernur Jakarta, dia boleh saja mendapat penghargaan sebagai walikota terbaik, tapi itu untuk Solo. Buktinya sekarang sangat lambat menanggulangi banjir saja tidak bisa” Klo tidak salah seperti itu lah pemahamanku terhadap kalimatnya itu.
Ingin rasanya aku teriak “ Halooooo, memangnya kalo Anda bisa pa” hehe..
Bukannya masalah banjir itu tanggung jawab kita semua ya..? Menurutku dari hal terkecil seperti membuang sampah pada tempatnya itu sangatlah penting. Tidak bisa kita menyalahkan pemerintah begitu saja jikalau kita sendiri tidak dapat menjaga lingkungan kita dengan baik. Jadi wajar sajalah. Kita sendiri tidak prihatin akan nasib, kenapa malah menyalahkan pemerintah, sudah dapatkah patuh hanya untuk hal kecil seperti membuang sampah??
Di sini saja walaupun sudah bisa dibilang tertib aturan, tetap saja kadang-kadang kalau hujannya sangat lebat ya jalan rayapun bisa terendam air.
Daerah tempat asalku pun sepertinya anak-anak tidak pernah di ajari cara membuang sampah yang baik, contohnya saja kalau aku pulang kampung, keponakanku dengan mudahnya membuang sampah di jalan.. aku selalu bertanya padanya, mank disini diajari ya di sekolah buang sampah sembarangan??
Hahaha,, sebetulnya aku hanya mau bilang aku kadang agak marah kalau melihat seseorang dengan mudahnya buang sampah seenaknya tidak pada tempatnya, walaupun aku juga kadang2 bisa juga melakukannya, tapi tidak sering kok,, hihihihi.. jika terpaksa aja...
Tapi walaupun banjir, masih ada senyum yang membuat lebih ringan, aku lihat foto2 ini di Yahoo..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar