welcome to my site

始めまして、私の名前はFad L. Cullenです。南カリマンタン州から来ました、ボルネオです。日本語が大好きです。ヴァンパイア好きです。

Di blog ini aq pengen nulis apa saja yang pengen di bagi... g ada tema-tema yang terencana. Mau teknologi, film, atau pengetahuan, cerita, note, dan lain2..ya suka2 gua aja.. hihihi
Update your information below this page..!!

Senin, 13 September 2010

NASIB PEMAKAMAN MUSLIM DI JAPAN

Jepang yang merupakan sebuah negara dengan mayoritas pemeluk Budha, hampir tidak memiliki tempat bagi pemakaman Muslim, terutama karena beberapa wilayah mengharuskan pemakaman dengan cara kremasi. (Foto: Brandon Pearce)
TOKYO (Berita SuaraMedia) – Pemakaman Islam di Koshu, prefektur Yamanashi, sebelah barat Tokyo, hampir penuh. Tidak akan ada lagi lahan kuburan yang tersedia untuk siapa pun dalam beberapa tahun ke depan. Ini adalah satu dari hanya tiga lokasi di Jepang di mana kaum Muslim bisa menguburkan saudara mereka yang meninggal.

Asosiasi Muslim Jepang dan Islamic Center Jepang, sebuah organisasi saling membantu untuk kaum Muslim yang berbasis di Tokyo, mencari tempat di seluruh penjuru negeri di mana jenazah kaum Muslim bisa dikuburkan. Permintaan mereka kebanyakan ditolak oleh pengurus pemakaman.

Terlepas dari upaya mereka, kedua organisasi Muslim ini akhirnya hanya menemukan tiga lokasi di mana jasad kaum Muslim bisa dikuburkan tanpa dikremasi. Ketiganya adalah pemakaman Islam di Koshu yang sudah hampir penuh, dan dua lokasi lain di Kobe dan Yoichicho.

Salimur Rahman Khan, 54, seorang misionaris Islam direktur Islamic Center Jepang dan pengajar di Universitas Chuo, mengatakan, “Jumlah kaum Muslim di Jepang diperkirakan sekitar 100,000 jiwa, dan jumlah itu kemungkinan besar akan meningkat di masa depan. Kaum Muslim dengan kewarganegaraan Jepang tidak akan memiliki tempat untuk beristirahat setelah meninggal.”

Masalahnya muncul karena prinsip-prinsip Islam menentukan agar Muslim yang telah meninggal dikubur tanpa dikremasi, sementara norma di Jepang adalah kremasi sebelum penguburan. Meskipun hukum nasional tidak melarang penguburan tanpa kremasi, banyak pemerintah setempat di Jepang – termasuk Tokyo, Osaka, dan Nagoya – mengutip alasan sanitasi dalam melarang praktik itu melalui tata cara dan bentuk peraturan lainnya.

Pemakaman Islam di Koshu terletak di Monjuin, sebuah kuil Budha milik sekte Sotoshu. Kuil itu telah menyisihkan lahan pemakaman seluas 4,800 meter persegi khusus untuk kaum Muslim, di mana terdapat sekitar 120 kuburan Muslim. Lahan itu dikelola oleh Asosiasi Muslim Jepang.

Semua kuburan itu mengakomodasi jenazah-jenazah yang tidak dikremasi, dan di beberapa batu nisan nama mendiang diukir dalam bahasa Arab. Mereka yang dikubur di pemakaman itu adalah kaum Muslim dari Pakistan, Arab Saudi, dan negara-negara Timur Tengah lain yang tinggal di Tokyo dan prefektur Yamanashi serta kawasan Tohoku dan Kyushu. Jasad orang Jepang yang masuk Islam juga dikubur di sana.

Kamis, 02 September 2010

Pemberlakuan Karcis Masuk Kawasan UGM

Sebelumnya saya pun kurang tahu apa judul ini benar atau tidak, karena saya tidak mengetahui maksud diberikannya karcis itu, haha

Apa pemberian karcis ini udah lama berlaku ataupun tidak, atau berawal pas bulan Ramadhan (bulan puasa) ini, saya juga kurang tahu. Namun dulu-dulu saya tidak menemukannya karena saya melewatinya pada sore hari atau malam.

Di bulan puasa, Lembah UGM terkenal rame karena banyak sekali jajanan buat buka puasa dijual di sana, banyak mahasiswa-mahasiswi yang berjualan. Karena tertarik melihat dan niat beli juga, maka saya pun memutuskan untuk pergi ke lembah tersebut, J

Sementara sampai sini saya g menemukan hal baru ketika memasuki kawasan UGM ini.

Namun, beberapa hari kemudian ketika saya dan teman saya ingin menuju kampus Universitas Mercu Buana yang di Gejayan, saya memutuskan untuk megambil jalur yang melewati kawasan UGM. 

Sampai di gerbang masuk UGM, saya melihat kegiatan yang tak seperti biasanya, memang ada post jaga, tapi kali ini adanya pembagian karcis dan sepertinya pencatatan nomor kendaraan ketika masuk.

Hal yang pertama terpikir oleh saya adalah “ hah jangan2 bayar nee”. Tetapi saya tetap teruskan, dalam pikiran saya paling bayar Rp 500,- gpp lah…hehe
Ternyata setelah mendapat karcis masuk, g ada pungutan biaya, saya jalan lagi, namun saya masih berpikir, mungkin bayarnya nanti pas post keluar, ya kaya di mall atau bioskop2 gitu..

Ternyata post keluarnya ada beberapa meter setelah Masjid Kampus UGM, saya kira pasti bayarnya di sana. Ya sudah,, lewati saja.. dan ternyata setelah menyerahkan karcis g ada pungutan biaya sedikitpun,,,, terus lantas saja saya bertanya… SEBENARNYA UNTUK APA KARCIS TERSEBUT??