
Asosiasi Muslim Jepang dan Islamic Center Jepang, sebuah organisasi saling membantu untuk kaum Muslim yang berbasis di Tokyo, mencari tempat di seluruh penjuru negeri di mana jenazah kaum Muslim bisa dikuburkan. Permintaan mereka kebanyakan ditolak oleh pengurus pemakaman.
Terlepas dari upaya mereka, kedua organisasi Muslim ini akhirnya hanya menemukan tiga lokasi di mana jasad kaum Muslim bisa dikuburkan tanpa dikremasi. Ketiganya adalah pemakaman Islam di Koshu yang sudah hampir penuh, dan dua lokasi lain di Kobe dan Yoichicho.
Salimur Rahman Khan, 54, seorang misionaris Islam direktur Islamic Center Jepang dan pengajar di Universitas Chuo, mengatakan, “Jumlah kaum Muslim di Jepang diperkirakan sekitar 100,000 jiwa, dan jumlah itu kemungkinan besar akan meningkat di masa depan. Kaum Muslim dengan kewarganegaraan Jepang tidak akan memiliki tempat untuk beristirahat setelah meninggal.”
Masalahnya muncul karena prinsip-prinsip Islam menentukan agar Muslim yang telah meninggal dikubur tanpa dikremasi, sementara norma di Jepang adalah kremasi sebelum penguburan. Meskipun hukum nasional tidak melarang penguburan tanpa kremasi, banyak pemerintah setempat di Jepang – termasuk Tokyo, Osaka, dan Nagoya – mengutip alasan sanitasi dalam melarang praktik itu melalui tata cara dan bentuk peraturan lainnya.
Pemakaman Islam di Koshu terletak di Monjuin, sebuah kuil Budha milik sekte Sotoshu. Kuil itu telah menyisihkan lahan pemakaman seluas 4,800 meter persegi khusus untuk kaum Muslim, di mana terdapat sekitar 120 kuburan Muslim. Lahan itu dikelola oleh Asosiasi Muslim Jepang.
Semua kuburan itu mengakomodasi jenazah-jenazah yang tidak dikremasi, dan di beberapa batu nisan nama mendiang diukir dalam bahasa Arab. Mereka yang dikubur di pemakaman itu adalah kaum Muslim dari Pakistan, Arab Saudi, dan negara-negara Timur Tengah lain yang tinggal di Tokyo dan prefektur Yamanashi serta kawasan Tohoku dan Kyushu. Jasad orang Jepang yang masuk Islam juga dikubur di sana .